Merupakan Sekolah Tinggi Teologi yang mendidik Mahasiswa menjadi Calon Pelayan dan Pendidik yang mampu melayani di dearah yang tidak terlayani dan mampu menjangkau yang tidak terjangkau
Bermain saham memiliki kesamaan dengan forex. Keduanya sama-sama meraup keuntungan dengan cara membeli pada saat harga turun/rendah dan menjualnya pada saat harga naik/tinggi. Mengamati pasar, mengambil keputusan yang tepat dan bersabar dalam bertindak merupakan elemen penting dalam dua jenis bisnis ini.
Hampir semua orang setuju bahwa membeli saham atau berbisnis mata uang asing pada dirinya sendiri tidaklah keliru. Tidak ada yang salah jika seseorang ingin memiliki saham di suatu atau beberapa perusahaan. Tidak salah juga membeli uang asing, lalu menukarkannya.
Jadi, apa yang sebenarnya diperdebatkan di sini?
Mereka yang menentang permainan saham dan forex (atau bisnis lain yang sejenis) biasanya memandang bisnis seperti itu sebagai sebuah perjudian. Peluang untuk menang dan kalah sama besarnya. Jika perjudian dilarang oleh Alkitab, bisnis saham dan forex juga dilarang.
Alasan lain yang sering dikemukakan masih berhubungan dengan perjudian. Bisnis saham/forex dianggap meraih keuntungan dari kerugian orang lain. Yang satu menang, yang lain kalah. Ini mirip dengan perjudian.
Apakah penilaian seperti itu tepat dan cukup adil bagi pelaku bisnis saham/forex? Menurut saya, kurang tepat dan kurang adil. Kita perlu memikirkan ulang isu ini secara lebih cermat.
Hal penting yang perlu ditegaskan di sini adalah perbedaan antara bisnis saham/forex dengan perjudian. Keuntungan yang diperoleh dari jual-beli saham tidak selalu berasal dari kerugian orang lain. Bisa saja hal itu dipicu oleh kenaikan harga saham suatu perusahaan seiring dengan performa bisnisnya yang meningkat atau situasi pasar tertentu yang membuat perusahaan tersebut lebih dibutuhkan.
Perbedaan lain berkaitan dengan porsi kontrol pemain. Perjudian memang membutuhkan ketrampilan dan keputusan tertentu untuk bisa menang. Namun, unsur keberuntungan di dalamnya tetap lebih besar daripada permainan saham/forex. Penjudi tidak bisa memprediksi atau menganalisa kartu atau angka mana yang akan keluar. Dia hanya bisa memberikan reaksi. Dalam bisnis saham/forex, pemain harus melakukan analisa dan prediksi yang akurat. Ada pola yang bisa dicermati. Ada riset yang perlu dilakukan sebagai modal analisa. Pendeknya, ruang untuk kontrol lebih besar di bisnis saham/forex daripada perjudian.
Hal lain yang perlu disinggung di sini adalah ketidakpastian semua jenis bisnis. Hampir tidak ada satu bisnis yang benar-benar bebas resiko. Banyak faktor turut berperan. Banyak aspek perlu dipertimbangkan. Beberapa faktor dan aspek itu kadangkala berada di luar kendali pelaku bisnis. Apakah ini berarti bahwa semua bisnis dapat disamakan dengan perjudian? Tentu saja tidak.
Jadi, apakah orang Kristen boleh bermain saham maupun forex?
Bersambung……………...
Sumber : http://rec.or.id/article_987_Apakah-Orang-Kristen-Boleh-Bermain-Saham-Maupun-Forex?%20(Bagian%201)
Orang Kristen 1 Bisnis 1